Jumat, 25 Februari 2011

Cara buat sate ayam dan kambing

Usaha Sate Ayam dan Sate Kambing 

Gambaran Usaha Sate Ayam dan Sate Kambing

Sate Ayam dan Sate Kambing

Terdapat aneka ragam sate dari berbagai daerah di Indonesia. Antara lain sate ayam dan sate kambing. Sate ayam dan sate kambing dapat dinikmati dengan dua jenis bumbu, yaitu bumbu kacang dan bumbu kecap.

Sate ayam dan sate kambing biasanya dijual bersama sup atau gulai kambing, yang dibuat dengan menggunakan campuran tulang dan daging kambing yang tidak dijadikan sate.

Daging kambing yang digunakan untuk sate biasanya bagian paha karena bagian lebih empuk sehingga lebih enak. Pengolahan daging kambing harus hati-hati agar sate tidak keras. Sebelum dipanggang, daging kambing sebaiknya dibungkus menggunakan daun pepaya agar lebih lunak. Daging kambing muda juga lebih lunak dibandingkan dengan daging kambing tua. Kisaran umur kambing muda yang bagus untuk sate kambing adalah 3-5 bulan.

Pedagang sate dapat berjualan di pinggir jalan raya di dekat pasar, perkantoran, perumahan, atau daerah sekitar kampus. Biasanya antar pedagang sate memiliki aturan bahwa untuk wilayah tertentu hanya ada satu pedagang. Jadi, perhatikan daerah sekitar lokasi sebelum memutuskan berjualan di suatu tempat agar tidak saling merugikan.

Perlengkapan yang diperlukan untuk menjalankan usaha sate antara lain gerobak, tenda, meja, kursi, panggangan sate, pisau, dan kipas bambu. Perlengkapan makan berupa piring, gelas, mangkuk (jika menjual sup atau gulai kambing), sendok, dan garpu.

Tenda bisa dibuat berukuran kecil atau sedang tergantung ukuran tempat dan tingkat keramaian pengunjung. Meja kayu dapat dibuat 1-2 buah dengan kursi 6-10 buah.

Pemilik usaha dapat turun tangan sendiri atau mempekerjakan karyawan. Karyawan bertugas melayani pesanan pembeli atau membakar sate. Karyawan sebaiknya dilatih terlebih dahulu cara membakar sate agar mengetahui tingkat kematangan daging secara tepat.

Promosi dapat dilakukan dengan membuat spanduk bertuliskan jenis usaha yang dipasang mengelilingi tenda atau gerobak. Spanduk dapat dilengkapi gambar atau foto sate yang menarik sehingga dapat mendatangkan pengunjung. Promosi lanjutan dapat dilakukan dengan membuat brosur, terutama jika melayani pesan antar (delivery order), melayani pesanan sate dan kambing guling untuk akikah, pernikahan, dan ulang tahun.

Harga satu porsi sate kambing Rp 10.000,- s/d Rp 12.000,-. Satu porsi biasanya berisi 10 tusuk. Harga satu porsi sate ayam lebih murah, yaitu Rp 8.000,- s/d Rp 10.000,- berisi 10 tusuk. Harga tersebut belum termasuk lontong atau nasi. Harga lontong dan nasi sekitar Rp 2.000,- per porsi. Sementara harga sup atau gulai kambing sekitar Rp 7.000,- per porsi.

Resiko usaha sate antara lain banyaknya penjual makanan sejenis. Kualitas dan harga yang ditawarkan antar pedagang sangat bervariasi sehingga pemain baru harus bisa mencari celah agar dapat bersaing.

Beberapa tip dan trik usaha sate :

1. Menjaga kualitas dan rasa dengan cara antara lain bumbunya yang lezat dan dagingnya yang empuk (untuk sate kambing). Sate kambing yang empuk secara tidak langsung dapat memperluas pangsa pasar, karena mulai anak-anak hingga orang dewasa dapat memakannya dengan mudah.

2. Lokasi yang ramai tidak selalu berpotensi sebagai tempat usaha sate. Pangsa pasar makanan ini bisa dibilang menengah ke atas. Penyebabnya harga satu porsi sate dianggap cukup mahal bagi sebagian orang. Lokasi dekat perkantoran, perumahan, pusat jajanan atau perbelanjaan merupakan beberapa contoh strategis tempat usaha sate.

3. Menjalin kerjasama dengan supplier juga sangat penting. Pada saat tertentu misalnya hari besar agama, harga daging kambing meningkat karena banyaknya permintaan. Menjalin kerjasama dengan rumah potong hewan atau peternak kambing akan meminimalisir resiko kekurangan bahan baku atau kenaikan harga yang terlalu tinggi.

Mau lihat artikel yang lebih jelas:
Makan Dimana

Resep Sate Ayam dan Sate Kambing 

contoh cara membuat sate ayam dan sate kambing

Contoh Resep Sate Ayam dan Kambing

Bahan-bahan :

300 gram dada dan paha atas daging kambing atau daging ayam potong ukuran sedang
2 sdm margarine, cairkan
4 sdm kecap manis
2 siung bawang putih, haluskan
1 buah jeruk limau

Bumbu kacang :

150 gram kacang tanah, goreng hingga matang
2 buah cabai merah
3 buah kemiri, sangria
2 sdm gula merah, iris
1 sdt garam
200 ml air

Bahan pelengkap :

3 sdt irisan bawang merah
4 sdm kecap manis
Bawang goreng secukupnya untuk taburan

Cara membuat :

1. Campur margarin, kecap manis, dan bawang putih yang dihaluskan. Masukkan potongan daging kambing atau ayam, diamkan 1-2 jam hingga bumu meresap. Tusuk potongan daging menggunakan tusukan sate. Sisihkan.
2. Bumbu kacang : haluskan semua bahan bumbu kacang menggunakan blender. Panaskan 3 sdm minyak, masukkan bumbu kacang. Masak hingga mengental. Angkat, sisihkan.
3. Ambil bumbu kacang secukupnya, ratakan di piring. Lumuri sate yang masih mentah dengan bumbu kacang. Panggang hingga matang.
4. Tata sate di atas piring. Siram dengan bumbu kacang. Beri air jeruk limau dan taburan bawang goreng. Sajikan dengan lontong.

Mau lihat artikel yang lebih jelas:
Makan Dimana

Analisis Usaha Sate Ayam dan Sate Kambing 

gambaran perhitungan usaha sate ayam dan sate kambing

Analisis Usaha Sate Ayam dan Kambing

Asumsi

1. Masa pakau gerobak atau etalase, tenda, meja dan kursi, dan spanduk 3 tahun.
2. Masa pakai peralatan masak dan panggangan sate 2 tahun.
3. Masa pakai peralatan makan dan perlengkapan lain-lain 1 tahun.

a. Biaya Investasi

Gerobak atau etalase Rp 2.000.000,-
Tenda Rp 200.000,-
Meja dan kursi Rp 500.000,-
Spanduk Rp 400.000,-
Peralatan masak Rp 200.000,-
Panggangan sate Rp 400.000,-
Peralatan makan (piring, mangkuk, dan sendok) Rp 150.000,-
Perlengkapan lain-lain (tempat bumu dan tempat tissue) Rp 100.000,-
Total biaya investasi Rp 3.950.000,-

b. Biaya Operasional

1. Biaya Tetap

Penyusutan gerobak atau etalase (1/36 x Rp 2.000.000,-) Rp 55.600,-
Penyusutan tenda (1/36 x Rp 200.000,-) Rp 6.000,-
Penyusutan meja dan kursi (1/36 x Rp 500.000,-) Rp 14.000,-
Penyusutan spanduk (1/36 x Rp 400.000,-) Rp 11.000,-
Penyusutan peralatan masak (1/24 x Rp 200.000,-) Rp 8.400,-
Penyusutan panggangan sate (1/24 x Rp 400.000,-) Rp 17.000,-
Penyusutan peralatan makan (1/12 x Rp 150.000,-) Rp 12.500,-
Penyusutan perlengkapan lain-lain (1/24 x Rp 100.000,-) Rp 4.200,-
Upah 1 orang karyawan Rp 500.000,-
Total biaya tetap Rp 628.700,-

2. Biaya Variabel

Daging kambing, daging ayam, dan tulang
(Rp 250.000,- x 30 hari) Rp 7.500.000,-
Beras dan aneka bumbu (Rp 100.000,- x 30 hari) Rp 3.000.000,-
Listrik Rp 60.000,-
Transport Rp 150.000,-
Total biaya variabel Rp 12.210.000,-
Total biaya operasional Rp 12.838.700,-

c. Penerimaan per Bulan

Sate ayam (Rp 8.000,-/porsi x 20 porsi x 30 hari) Rp 4.800.000,-
Sate kambing (Rp 10.000,-/porsi x 15 porsi x 30 hari) Rp 4.500.000,-
Sup kambing (Rp 7.000,-/porsi x 20 porsi x 30 hari) Rp 4.200.000,-
Lontong (Rp 1.500,-/buah x 15 buah x 30 hari) Rp 675.000,-
Nasi (Rp 2.000,-/porsi x 25 porsi x 30 hari) Rp 1.500.000,-
Total penerimaan Rp 15.675.000,-

d. Keuntungan per Bulan

Keuntungan = Total penerimaan - total biaya operasional
= Rp 15.675.000,- - Rp 12.838.700,-
= Rp 2.836.300,-

e. Revenue Cost Ratio (R/C)

R/C = Total penerimaan : total biaya operasional
= Rp 15.675.000,- : Rp 12.838.700,-
= 1,22

f. Pay Back Period

Pay back period = (Total biaya investasi : keuntungan) x 1 bulan
= (Rp 3.950.000,- : Rp 2.836.300,-) x 1 bulan
= 1,4 bulan